AKU
DAN SI PRIA DINGIN
“BORAAAAAAA…!!!!!!
“ Teriak Hyorin ke arahku..
Aku
hanya mendelik saat bakso yang baru saja ku lahap hampir membendung
kerongkonganku..
Langsung
aku menenggak es teh manis di hadapanku tanpa memperdulikan Hyorin yang sedari
tadi ingin mengatakan sesuatu.
“ Kau
hampir saja membuatku mati..” Grerutuku kesal
“Hehehe
sorry kawan…” Ucap Hyorin sambil menyeruput kuah baksoku..
Iyaaa..
kebiasaan sobatku sejak dari jaman jahiliyah hingga jaman SMP sekarang…
“Ada
apa kau memanggilku tadi Hyo” Tanyaku penasaran
“Oh ya
hampir lupa.. Kau tau Ravi dan Ken kan?” Bisik Hyorin
Siapa
yang tak kenal dengan Ravi dan Ken
pasukan Geng KERIVIXX, aku selalu menyebutnya dengan Geng KERIPIK/?, teman
sekelasku di kelas 9B yang terkenal kebadungannya itu. Aku juga bingung kenapa
mereka bisa masuk kelas 9B dan bukan 9F.
“Masalah
apa yang mereka buat hari ini?” Aku
mulai ikut berbisik dengannya
“Mereka
sedang mencoret-coret tas milikmu sekarang” Bisik Hyorin dengan muka datar
“APPPPAAAAAAA……!!!!!?????
“ Teriakku hingga membuat anak seisi
kantin memperhatkanku. Hyorin memang selalu mengatakan sesuatu yang gawat di
urutan paling akhir. Oke sekarang bukan saatnya membahas Hyorin, tapi membahas
tasku. Aku berlari ke kelas dengan cepatnya tanpa memperhatikan pandangan
anak-anak terhadapku..
Dan apa
yang ku lihat, Ravi dan Ken dengan tampang tanpa rasa bersalahnya cengar-cengir
melihat tasku yang ah… tak bisa ku katakan lagi kalau benda itu bernama tas,
tapi tepatnya KORAN ! yaa KORAN BEKAS. Bagaimana tidak, tasku yang berwarna
putih itu penuh dengan tulisan tak jelas bak koran..
Aku
mendekati kedua anak badung itu dan merebut tasku dari tangan-tangan jahil
kedua evil itu..
“Heyyyy…
Apa yang kalian lakukan dengan taskuuuuu??” teriaku sambil memandangi tas
kesayanganku itu..
Ravi
dan Ken hanya memasang muka masam..
“Dia
yang melakukannya…” tunjuk Ken ke Ravi
“Tidak..Tidak..Ken
yang mencoret-coret tasmu” Ravi tak mau kalah
Mereka
saling menyalahkan dan itu membuatku bertambah kesal..
“Oke
jika tak ada yang mengaku.. Aku akan melaporkan kalian ke Guru BP” Ancamku
sembari berjalan keluar kelas. Buru-buru Ravi dan Ken mencegatku..
“Jangan
Ra Jangan… Iya itu kami berdua yang melakukannya, maafkan kami.. Pliss.. Kami
tidak tau jika tas itu milikmu..” Ucap Ken mengiba, di bantu Ravi yang juga
memohon..
Sejenak
aku berpikir.. Yaa kali ini aku akan melepaskan mereka
“Okee
aku memaafkan kalian, tapi jangan pernah ulangi kejadian ini lagi” Kataku
sambil menunjukan tinjuku.. Ravi dan Ken hanya nyengir dan menunjukan sikap
bahwa mereka tak akan mengulanginya..
“TEEEETTTTT…..TEEEETTTTTTTTT!!!!!!!!!”
Bel pelajaran kedua berbunyi..
Kami
beranjak menuju kelas..
Hyorin
sudah duduk di bangkunya, dia selalu sebangku denganku sejak TK,SD dan sampai
sekarang. Aku sampai berpikir apakah dia tak bosan melihat wajahku terus
menerus, hahaha yaa inilah yang di namakan Sahabat Sekursi.
Sudah
jadi kebiasaan kelasku yang akan selalu berisik jika Guru belum datang.. Dan
sudah jadi kebiasaan juga kelasku mendapat teguran oleh para Guru, Tapi itu tak
membuat anak-anak 9B kapok. Padahal kelas kami searah dengan ruang Pak Kepala
Sekolah , Dan hanya terhalang lapangan saja. Doojoon Ketua Kelas 9B pun sudah
bosan memperingati kami dan memilih untuk diam saja. Diam adalah Emas bukan?
Aku
hanya membolak-balik LKS Biologi yang seharusnya Pak Yoseob, Guru Biologi di
sekolah kami sudah datang masuk saat bel berbunyi tadi.Hyorin asyik bermain
dengan ponselnya. Anak-anak lain juga ikut sibuk sendiri, ada yang ngegosip, bermain
ABC lima dasar, ada yang kayang/? Dan ada yang bergerombol. Dan merekalah Geng KERIVIXX.Geng
anak badung, sebenarnya tak semua anak di Geng itu badung. Itulah Geng buatan dua kawan sejoli sampai mati Ravi
dan Ken, ada Hongbin, N, Hyuk dan Leo. Leo yang sikapnya paling dingin di antara
para Gengnya itu. Aku selalu memperhatikan Leo, wajahnya tampan, putih ,
sipit,dan dia juga tinggi aahhh.. pacar idaman.. lain dengan sisanya, N
sebenarnya juga tampan tapi kulitnya yang terlalu gelap membuatnya sedikit
manis dan aku tak suka cowo yang manis, Hyuk pun sebenarnya lumayan tapi
wajahnya terlalu imut untukku. Kalau Hongbin….. Dia sebenarnya juga tak kalah tampan
dengan yang lain dan terdapat lesung di kedua pipinya itu. Dan Ravi… ah Ravi
terlalu sok keren meski dia tampan. Ken apalagi. Dia terlalu mancung untuk ku
jadikan pacar. Hahaha. Yang sebenarnya sangat membuatku penasaran adalah Leo.
Si Pria Dingin itu, Pria Dingin tanpa senyum dan tidak suka bercanda tak
seperti teman segengnnya itu yang selalu berkelakuan seperti orang gila jika sudah
berkumpul, Kenapa Ravi dan Ken sampai memilih Leo untuk masuk di gengnya itu?
Hal itu mulai mengusik pikiranku..
“ Kau
memikiran apaa???” Tanya Hyorin membuyarkan lamunanku..
“ah..
Bukan apa-apa…” jawabku singkat dan padat
“Oh yaa
bagaimana urusanmu denga Ravi Ken tadi ? apa kau memberi mereka pelajaran ?? “
Tanya Hyorin lagi
“Aku
memaafkan mereka berdua” jawabku singkat juga
“HAH ?
“ Hyorin hanya melongo saat tau aku memaafkan mereka.. Aku hanya memutar kedua
bola mataku..
Suasana
kelas berubah hening saat mendengar suara langkah berat menuju kelas kami.. Dan
pria berlangkah berat ternyata Pak Dongwoon, Kepala Sekolah kami..
“Pagi
anak-anak??” Ucap Pak Dongwoon dengan suara yang tak kalah berat..
“Pagi
juga Pak Kepala Sekolah” Jawab kami dengan semangatnya..
“Berhubung
Pak Yoseob tidak masuk hari ini, kalian di beri tugas untuk mengerjakan LKS
halaman 15, dan jangan membuat kegaduhan!” Pak Dongwoon berbalik meninggalkan
kelas kami. Dan… Kelas mulai gaduh lagi, aku hanya menepuk jidat saja dan
anteng mengerjakan LKS.
Satu
jam berlalu.. Bel istirahat berbunyi
“TEEEETTTTT…..TEEEETTTTTTTTT!!!!!!!!!”
Hyorin
mengajakku ke perpustakaan, aku hanya mengiyakan ajakannya..
Sesampai
di perpustakaan aku dan Hyorin mulai mengobra- abrik rak buku dan mencari apa
yang di cari.. yaah aku menemukan buku Sejarah, dan sebenarnya aku hanya ingin
melihat gambar di dalamnya saja dan bukan ingin membacanya..kkekekeke
Duduk
di tepi jendela adalah favorit ku dan Hyorin, di samping bisa membaca buku aku juga
bisa melihat suasana di luar, melihat anak-anak yang tengah bermain
basket. Ternyata Geng KERIVIXX yang
sedang bermain basket, aku hampir mengalihkan pandanganku kearah lain tapi
tertahan oleh sesuatu yang… Aakkkk LEO!! ada Leo disana, dengan rambut basah
karna keringat membuat Leo terlihat sangat….…seksi >.<
Kyaa
dia bermain basket dengan sangat ahlinya, oke ini tontonan seru dan aku jarang
melihat ini.. berasa banyak ribuan bentuk love di mataku,ini benar-benar
membuatku meleleh… Dia memasukan bola basket dengan cekatannya ke dalam ring…
Tapi kenapa tak ada sedikitpun senyum meski teman-temannya itu tertawa bangga
saat Leo mencetak skor…
“BORAA
HALOOOOO!!!” teriak Hyorin mengagetkanku setengah mati
“ssstttt….
Ini perpustakaan” ucapku melihat sekeliling,
banyak anak yang melotot kearah Hyorin dan aku..
“Kebiasaanmu
itu kawan… melamun! Dan tak mendengar panggilanku” jelas Hyorin, ah itu
alasannya kenapa dia berteriak padaku.. aku terlalu serius melihat Leo sampai
tak sadar kalau Hyorin memanggilku.. Aku hanya tersenyum kecut..
* * *
Aku
berjalan letih menelusuri koridor sekolah, sambil mendekap tasku yang seperti koran
loakan itu bahkan aku tak ingin mengakuinya kalau tas itu milikku. bel pulang
sekolah sudah berbunyi 20 menit yang lalu dan sekolah seketika sepi. Aku
sedikit pulang telat karna harus mengumpulkan tugas Biologi anak-anak ke
ruangan Pak Yoseob .Dan tiba di gerbang sekolah aku melihat Leo sedang
membetulkan tali sepatunya yang lepas, aku jadi salah tingkah sendiri meski Leo
tak melihat ada aku di dekatnya, dia terlalu serius mengikat tali sepatunya -_-
. Apakah aku harus mengajaknya pulang bersama ? ah tidak tidak, aku tak mau
mendekati si Pria Dingin itu. Oke aku akan berjalan saja dan pura-pura tak
melihatnya..
Pelan-pelan
aku melewatnya sambil menutup mataku, dan…
“Hey..!
Kau Bora kan ?” Tanya Leo
Ah mati
aku, dia bertanya padaku kah?
“Kau
bertanya padaku?” Aku bertanya balik.
“Iya
kau, memang ada siapa lagi di belakangmu, dan hanya kau saja yang bernama Bora
di sekolahan ini” jawab dia masih dengan muka ‘dingin’ nya.
“ahh…”
aku berbalik ke belakang mencari-cari apakah ada orang di belakang sana.
Kosong! Aishh harusnya aku tak bertanya hal konyol itu. Aku hanya nyengir.
“Kenapa
kau belum pulang ? mana geng keripikmu yang lain? ” Tanyaku mengalihkan sedikit
rasa canggungku.. Dan kita mulai berjalan pulang..
“Ah iya
tadi aku harus mengembalikan buku milik perpustakan yang aku pinjam, mereka
sudah pulang. Aigooo GENG KERIVIXX bukan Geng Keripik -_- ??” Jelasnya dengan
muka sedikit kesal
“Iya
maksudku itu. Tak usah kesal begitu padaku” Tampan sekali kau dengan wajah
kesalmu Leo,, aku terus saja memandang wajahnya. Dan sepertinya itu membuat Leo
sedikit risih ada didekatku. Ah aku tak bisa menahan diri untuk tidak melihat
wajahnya.
“Iya…”
Jawab Leo singkat
Dia
menjawab sesingkat itu ? apa yang harus aku tanyakan lagi ?
Oke 15
menit berjalan bersama dan 15 menit
juga tanpa kata. Apa-apaan ini, iya aku
sadari Leo memang Pria Dingin tapi, apa dia tidak ingin tau dimana rumahku? Apa
hobiku ? siapa orang tuaku? Ah tunggu jangan-jangan dia juga tak tau rumahku
bersebelahan dengannya. Ah sudah lupakan. Dia bukan seperti Ravi atau Ken yang
banyak bicara. Dia juga bukan N yang suka bercanda, atau dia juga bukan Hongbin
atau Hyuk yang jahilnya bukan main. Tapi
dia L-E-O si Pria Dingin dan mungkin selamanya akan tetap begitu.
“Aku
sudah sampai, Kau hati-hati pulang ke rumahmu Bora!” ucapnya sambil melambaikan
tangan.
Aku
hanya ikut melambaikan tangan ke arahnya. Dia mulai masuk ke pekarangan
rumahnya dan menghilang di balik pintu. ”Rumahku kan ada di sampingmu, kita
tetangga apa kau tak tau? Kau berbicara seolah-olah aku tinggal di rawa-rawa
yang sangat jauh..” Gerutuku kesal
Bertahun-tahun
bertetangga tapi tak bisa menjalin pertemanan yang baik. Ckckck. Aku pun masuk
kerumah, “Assalamualaikum, maaahh aku pulang”
*
* *
Untunglah
besok hari minggu , jadi aku bisa bersantai sore ini. Dan bisa tidur seharian.
Aku berjalan menuju halaman samping rumah, disana ada pohon mangga yang lumayan
tinggi. Aku biasa memanjatnya jika aku sedang bosan atau ketika ingin mencari
udara sejuk,atau jika mamah memarahiku karna aku menganggu Baro adikku sampai
dia menangis guling-guling di depan rumah. Oke aku memanjatnya sekarang,
setelah menemukan posisi yang pas untuk duduk, aku mulai bersantai… ahh rumah
Leo sangat jelas dari arah sini, aku bisa melihat halaman rumahnya,melihat
bunga mawar putih milik mamahnya Leo. Dan… Aku melihat Leo di jendela kamarnya,
agak tak jelas karna kamar Leo sedikit Jauh dari arah sini dan kamarnya di
lantai atas tepat berseberangan dengan kamarku.. Seharusnya dia bisa mengenalku
dengan baik , tapi ternyata tidak. Dia terlalu dingin dan tidak suka tersenyum.
Seumur-umur aku mengenalnya aku tak pernah melihatnya tersenyum sedikitpun.
SAMA SEKALI TIDAK. Mungkin dia bukan manusia? Aku terkekeh membayangkan kalau
Leo itu sebenarnya sejenis alien yang tersesat di bumi atau lebih tepatnya
kesasar dan tak tau arah jalan pulang. Dan sedih karena tak bisa pulang ke planetnya
makanya itu dia tak pernah tersenyum. Hentikan khayalanmu Bora! Dan lihat apa
yang sedang Leo lakukan, Aku mengamatinya, Leo seperti melihat sebuah bingkai
foto, foto anak kecil yang sedang tersenyum, siapa itu ? adiknya kah? Ah tidak,
Leo anak tunggal, lalu siapa ? atau itu Leo ? ah tidak mungkin Leo tersenyum
lepas begitu! Mungkin keponakannya , tapi untuk apa Leo menyimpan foto
keponakannya ??? Dan raut wajah Leo sedikit menunjukan kesedihan.
Hari
sudah mulai gelap, tidak baik anak gadis masih di luar rumah seperti ini, Takut
ada setan yang nyulik katanya. Lagipula sebentar lagi waktu maghrib, aku pun
turun dan masuk kerumah.
* * *
“BORA sayang
kau tak ingin bangunnn ????” Ucap suara yang samar-samar dan seperti mimpi. Aku
melenguh dan membuka mata. Sudah siang ? jam berapa ini, aku melihat jam di
mejaku dan menunjukan pukul 07.00 . HAH !!|??????
“iya
maah.. Bora bangun,” aku cepat-cepat membuka pintu dan melihat mamahku sudah
berdiri di depan pintu,
“Jam
berapa inii ?? Kau ini susah sekali di bangunkan seperti ayahmu saja!” ucap
mamah panjang lebar, aku hanya meringis dan langsung menyambar handuk di
belakang pintu,
“udah
mah aku mandi dulu,” ucapku,
“nanti
langsung turun dan sarapan” ucap mamah seraya pergi
Dan aku
buru-buru mandi,
Di
kamar mandi aku cengengesan sendiri, bagaimana bisa aku memimpikan Leo tadi,
dan di mimpi itu Leo tersenyum manis padaku. Andaikan aku benar-benar bisa
melihat senyum itu.
Selesai
mandi, dan siap-siap aku langsung turun menemui Mamah dan adikku Baro, sementara
ayah sedang ada tugas di luar kota.
“Sayang
kenapa kamu….” Belum selesai Mamah bicara aku langsung menyambar roti yang ada
dimeja dan langsung berpamitan. Mamah hanya melongo,
Aku
cepat-cepat menuju ke Sekolah dan ingin segera bertemu Leo,aku tersenyum
melewati rumah Leo. Aaah pacar idaman… CEKITTTTTT!!! Aku mengerem langkah
kakiku,bukankah itu Leo ?????? Dia tak bersekolahkah?? Aku mengusap kedua
mataku, ah ya benar itu Leo, oke aku akan berani bertanya kepadanya,
Ehem..tes
tes
“Leo-ssi
!!?? kau tak sekolah ? “ aku mulai meninggikan suaraku, Leo menoleh, dia heran
melihatku.. apa yang salah denganku? Dia mendekatiku,
“hey
kau mau kemana ??” Tanya Leo , pertanyaan yang sangat konyol
“Aku
memakai seragam, berarti aku ingin ke sekolah, bukan untuk berpiknik ria”
jawabku kesal
Leo
hanya mengedip-edipkan kedua matanya, kenapa dia ? cacingan ??
“Boraa…
apa kau tak tau ini hari apa ???? “ ucap Leo
Sedikit
berpikir, dan ya ampun aku baru sadar ini Hari Minggu, aish mukaku merah,
sangat merah. Aku maluuu, bagaimana ini ?? Aku langsung lari kerumah tanpa
menjawab pertanyaan Leo yang masih melongo melihatku,
“MAAAMAAAHHHHH…!!
KENAPA MAMAH DIAM SAJA DAN TAK BERKATA KALAU HARI INI HARI MINGGU!!!” teriakku,
dan mamah hanya tertawa,
“mamah
ingin mengatakannya tadi padamu, tapi kau langsung menyambar rotimu dan pergi
begitu saja” Jelas mamah..
Oke
bagaimana sekarang? Aku tak ingin bertemu Leo lagi setelah kejadian tadi T^T
itu kejadian yang paling memalukan seumur hidupku.. Pasti Leo akan menceritakan
kejadian ini pada gengnya. Dan aku bisa di bully mati-matian besok pagi.
*
* *
Senin
pagi yang suram, iya menurutku. Minggu berlalu sangat cepat, bagaimana bisa
Hari Minggu dan Senin hanya selisih 24 jam saja sedangkan Hari Senin ke Minggu
memakan waktu sekitar 144 Jam, ini tidak adil. Aku belum siap bertemu Leo hari
ini dan belum siap juga menerima ejekan Geng Keripik. Selesai sarapan aku
langsung menuju ke sekolah, berjalan sangat cepat, sangat cepat dan ekstra
cepat tanpa menoleh ke kanan atau kiri bahkan tak menoleh sedikitpun ke arah
rumah Leo, hanya menunduk iya menunduk takut kalau kalau nanti bertemu Leo.
Sesampai
dikelas aku langsung duduk dan diam. Hyorin yang juga baru datang hanya aneh
melihatku, tapi aku benar-benar tidak fokus sekarang hanya karena masalah
kemarin. Aishh!
Semua
anak mulai masuk satu persatu, dan Geng Keripik juga ada! Ahh Leo juga ada, aku
langsung menutup sedikit mukaku tanpa melihat Leo. Bel pulang cepatlah , aku
sudah tidak tahan di sini meski Leo terlihat biasa saja melihatku,
TEEEETTTTT…..TEEEETTTTTTTTT!!!!!!!!!”
Akhirnya
bel pulang meraung . ah bukan itu baru bel pertama. Semua anak-anak berlari
keluar, hey ini bel masuk kenapa kalian malah keluar??
“ayo
keluar, kita upacara sekarang” ajak Hyorin sambil mengambil topi di dalam
tasnya.
HAH?
APA ?? UPACARA? Ya ampun, otakku benar-benar blank sekarang.
“hah?
Upacara ? ini hari apa? Senin yaa?” Aku bertanya seperti orang dungu di depan
Hyorin,
“kau
ini kenapa ? kau tak tau ini hari apa?” Hyorin memegang keningku sambil bingung
melihatku. Hey aku waras Hyorin,
“Aku…aku..
aku taka apa-apa, hanya saja aku tak membawa topi hari ini” jelasku sambil
membulatkan kedua bola mataku.
“mati
kau hari ini” kata Hyorin dengan senyum evilnya. Dia tak membantuku sama
sekali..
Aku
harus menerima hukuman berdiri paling depan dengan bebarapa anak yang juga
bernasib sama denganku, tidak memakai atribut sekolah dengan lengkap. Aku
menambah daftar aksi kecerobohanku hari ini, semua anak memperhatikan kami.
Bagaimana bisa aku seceroboh ini, dan.. ahh seharusnya aku bisa menarik
perhatian Leo dengan sesuatu yang membuatnya bangga denganku bukan malah dengan
perhatian seperti ini…. Harapan untuk bisa mengenal Leo sepertinya semakin jauh
saja.
Aku
berjalan letih ke kelas setelah lama berada di Ruang BP, hari ini pelajaran
olah raga dikelasku, dan Guru Olahraga kami hanya menyuruh kami berjemur
dilapangan dan bermain basket atau voli, iya itu sedikit lebih baik. Aku
mengganti seragamku dengan pakaian olah raga, untunglah baju olah ragaku selalu
aku simpan di loker jadi aku tak perlu takut lupa membawanya,
Hyorin
sudah asyik bermain voli dengan teman yang lain, aku hanya duduk di depan ruang
kelas memperhatian mereka yang berpanas ria di lapangan, Geng Keripik juga
asyik bermain basket, aku memperhatikan Leo, tapi tak sesemangat
sebelum-sebelumnya. Aku mulai berpikir untuk tidak penasaran lagi dengannya,
dan mencoba bersikap biasa saja, oke aku pasti bisa. Panasnya sangat menyengat
siang ini, aku berjalan menuju kantin untuk membeli minuman dan langsung
meneguk minumanku, tiba-tiba sebuah tangan menyerobot dan merebut minumanku
dengan cepatnya. Aku kaget dan menoleh ke arah datangnya serobotan itu, LEO!
“maafkan
aku Bora, aku sangat haus!” ucap Leo, aku masih terpaku diam dan tak menjawab
ucapan Leo,
“hey,
kau diam saja ? kau marah karna aku mengambil minumanmu??” Tanya Leo, aku masih
diam saja.
“hey,
Bora kau kenapa ?? apa kau kaget karena kau berciuman tak langsung denganku??”
Tanya Leo lagi, aku kaget dan mendelik saat dia bertanya hal itu,
“HEY
AMBIL SAJA MINUMANKU, APA MAKSUDMU BERTANYA SEPERTI ITUUUU ??” aku langsung
berlari meninggalkan Leo yang malah shock dengan bentakanku tadi. Bagiamana
bisa dia bilang begitu, aishh! Tapi kenapa tadi aku marah dan lari, padahal dia
kan hanya bertanya. Ahh Bora, kau ini sebenarnya kenapa? Aku memukul-mukul
kepalaku sendiri dan langsung berjalan ke dalam kelas,
Bersambung……